Kelezatan Mewah dari Kepala Ikan Sisa Ekspor Fillet
Pelopor Gule Kepala Ikan Utuh yang Terjangkau
Bekasi - kulinerkuliner.com |
Sajian komplit Gule dan Tomyam Kepala Ikan |
Perjalanan kuliner kali ini sepertinya memang telah digiring oleh Yang Maha Bijaksana di atas sana. Betapa tidak, dari sekian banyak pengalaman berwisata kuliner, mungkin baru kali ini saya bisa bertemu langsung dengan pemilik usaha rumah makan yang sedang kami kunjungi yang sekaligus juga ternyata mempunyai beberapa investasi beberapa usaha serupa berbentuk joint operational.
|
Cabang Baru Bekasi, Jl. Mayor M Hasibuan |
Sebuah warung makan sederhana dengan penampilan ruangan yang apik dan resik didominasi warna hijau dan kuning baru saja dibuka di jalur jalan raya Mayor M Hasibuan. Tepat di depan rumah bersalin Juwita, kini telah berdiri warung makan
Gule Kepala Ikan Mas Agus.Ibu Rini Budi Astuti, lulusan Pertanian di Itper Jogjakarta, bekerja di Pemda Kota Bekasi dan suaminya pak Edi Setijawan, Pertanian IPB dan kini berdinas di Bank Syariah BNI Jakarta memang sudah punya beberapa usaha kuliner sebelum membuka usaha Gule Kepala Ikan Mas Agus.
|
Ibu Rini dan Pak Edi, the investor of GKIMA |
Pasangan suami istri ini sudah merasakan untungnya punya usaha kuliner yang memang diketahui tahan terhadap masa krisis seburuk apapun. Tak kurang seperti usaha Obonk Steak and Shake, kemudian warung Bakmi Djowo khas Semarang dan terakhir warung yang juga dibukanya di kawasan Bekasi Timur di jalur yang sama dengan usaha kuliner lainnya.
|
Mas Dewo, manajer sekaligus owner |
Bukanlah satu kebetulan, jika pasangan suami istri ini bermitra dengan Mas Dewo, yang juga menjadi pemilik usaha waralaba Bebek Goreng Ki Slamet khas Kartosuro. Mas Dewo, lelaki asli kelahiran Solo yang pernah bekerja di kapal pesiar dan mengerti banyak tentang hospitality, begitu tertarik dengan usaha kuliner seperti usaha Gule Kepala Ikan Mas Agus.
"Setelah bertemu langsung dengan mbak Lies, the owner Gule Kepala Ikan Mas Agus, saya jadi mengerti banyak tentang makanan sehat sekaligus bagaimana mengelola usaha dengan bermodalkan semangat kewirausahaan yang berorientasi pada syariah Islam," papar lelaki bernama lengkap Utomo Heri Sudewo ini kepada kulinerkuliner.com.
|
Mas Dewo dan bu Rini berebut bicara saat interviu... informatif banget |
Menurut lelaki yang lulusan pariwisata ini, figur Mbak Lies saja sudah memberi inspirasi bagi dirinya untuk berwirausaha dengan memanfaatkan sumber daya berupa sisa ekspor ikan nila yang serng dikenal sebagai ikan kakap air tawar ini. "Kejelian Mbak Lies dalam melihat peluang usaha saat melihat sisa ekspor fillet ikan Nila berupa kepala dan tulang ekornya utuh bisa jadi sajian lezat yang juga menyehatkan, sudah merupakan daya tarik tersendiri," paparnya antusias.
Saking bersemangatnya mas Dewo dan ibu Rini saling berebut bergantian menjelaskan prospek usaha kuliner yang memanfaatkan kepala ikan utuh beserta tulang hingga ekornya ini kepada kulinerkuliner.com
|
Gule Kepala Ikan, the best choice of Customer |
"Seperti yang sudah diketahui banyak orang, manfaat ikan ini bagi kesehatan... bla...bla...bla... ditambah kepiawaian mbak Lies mengolah bumbu rempah sehingga jadi sajian lezat dan bernilai tambah." jelas bu Rini. "Kan biasanya bagi orang yang sudah berusia di atas 40 tahun, suka bermasalah dengan kolesterol dari makanan yang berdaging. Nah gule kepala ikan inilah yang bisa menjadi solusi bagi mereka untuk tetap bisa menikmati lezatnya proteinb daging (meskipun dari ikan) dan juga sekaligus mendapatkan khasiat sehatnya rempah serta kandungan gizi dari ikan..." tandasnya tanpa henti dalam satu tarikan nafas.
|
Tomyam Kepala Ikan... the best meal in town |
Mendengar ibu Rini dan mas Dewo menjawab setiap pertanyaan yang kulinerkuliner.com rekam, saya jadi lelah dan lapar. Mungkin lebih afdhol lagi kalau kulinerkuliner.com langsung mencicipi lezatnya gule kepala ikan yang memang berkhasiat bagi kesehatan kita itu. Tak perlu dijelaskan lagi, betapa banyaknya kandungan Omega3 yang bermanfaat sebagai nutrisi otak. Gizi makanan dari menu Gule Kepala Ikan maupun Tomyam Kepala Ikan memang sangat baik buat wanita hamil maupun anak-anak dalam masa pertumbuhan.
|
Unggulan Dagu Penyet yang nampol banget @ The Best Price |
Hmmmmm..... melihat sajiannya saja sudah hilang semua ketidaksukaan penulis pada makanan dari ikan. Penulis memang tak begitu suka dengan makanan dari ikan, karena bau amis dan terkadang banyak durinya yang membuatnya kurang.
Tiga sajian utama di Gule Kepala Ikan Mas Agus, yakni Gule Kepala Ikan, Tomyam Kepala Ikan dan Dagu Penyet. Semuanya dipatok dengan harga sangat ekonomis. Khusus untuk Dagu Penyet, yakni sajian yang dibuat dari potongan daging dagu kepala ikan Nila yang berukuran lumayan besar dan digoreng dengan bumbu sambal penyet... hmmmm ini dia sajian yang paling nampol dengan harga terbaik.
|
Dimasak di depan pelanggan langsung |
Sedangkan Tomyam Kepala Ikan, menurut penilaian lidah kami adalah sajian paling lezat, Seandainya Anda menikmatinya bersama pasangan atau keluarga Anda dijamin Anda akan berebutan mencuil hingga habis daging di kepala maupun tulang badan ikannya. Hmmmm justru di sinilah sensasi kenikmatan makana kepala ikan utuh. Bahkan Mas Agus sendiri membuat prosesi ritual dalam menikmati sajian khas kepala ikan utuh dalam satu tulisan yang terpasang di dinding restonya di cabang Bekasi.
Untuk sajian paling favorit bagi para pelanggan adalah Gule Kepala Ikan khasnya Mas Agus.... ini yang paling laku. Bukan hanya paling disukai pelanggan karena lezatnya yang menyehatkan tapi juga produk inilah yang merubah peta kuliner nusantara. Betapa tidak, selama ini yang namanya gule kepala ikan (biasanya dari ikan Kakap) didominasi oleh kuliner Sumatera, khususnya masakan Minang atau Padang.
|
Kalau kayak gini, siapa yang ragu dengan halalnya? |
"Kan sedikit sekali orang Jawa yang bisa mengolah masakan dari kepala ikan apalagi ini dibuat dari kepala ikan air tawar, mungkin belum ada sebelumnya," tambah mas Bowo antusias. Bu Rini juga menambahkan bahwa sajian ini jauh lebih menyehatkan karena nyaris tidak menggunakan santan sama sekali, hanya rempah-rempah namun memiliki rasa yang serupa dengan gule kebanyakan.
Penulis seh nggak begitu peduli dengan kandungan gizi, karena yang penting bagaimana sajian ikan yang biasanya bau amis itu lezat dan tidak berbau, kalau perlu wanginya harus bisa mengundang air liur terbit. Dan voila..... sajian lengkap ke 3 menu sudah hadir dalam waktu tak lebih dari 10 menit. Wah terhitung cepat saudara-saudara... soalnya kepala ikan utuh yang langsung diambil di dalam mesin pembeku dalam keadaan frozen langsung diolah di wajan masak besar di depan pelanggan. Jadi kita tahu persis bagaimana makanan sehat itu dibuat tanpa bertanya-tanya apakah halal atau tidak.
|
10 cara prosesi ritual menikmati sajian kepala ikan utuh |
Mencium wangi aroma rempah dari sajian gule dan tomyam kepala ikannya penulis kini percaya, tak ada lagi yang perlu dikuatirkan dengan bau amisnya ikan. Mungkin karena ikannya bukan ikan laut ya? Jadi tak separah bau amis ikan kakap asli. "Ya ikan Nila memang sering disebut orang sebagai ikan kakap air tawar," celetuk pak Edi saat memperhatikan penulis sedang menciumi sajian hangat di atas meja. Hmmmmm.... kayaknya harus segera disikat langsung nggak perlu tunggu waktu lagi... Serbuuuuuuuu...!!
|
Sisa kejayaan dan kelezatan dalam kenangan sejarah tulang belulang kepala ikan |
Sebagai hasilnya.... tak ada lagi sisa daging pada tulang dan kepala ikan Nila yang tersaji di meja. Hmmm berubah sudah paradigma bahwa makanan dari ikan yang berbau amis dan kurang mengundang selera. Kini penulis sudah berubah aliran mazhab.... menjadi Penggemar Ikan asal wangi aroma dan lezatnya seperti di Gule Kepala Ikan.... pasti semua orang suka....
Sidik Rizal - bukankelanakuliner.comUsaha Joint Operation Gule Kepala Ikan Mas Agus Bekasi adalah Syirkah (konsorsium usaha) 6 orang investor yang berdasarkan syariah.
(tulisan berlanjut......)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar