Cari data di web ini

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified twitterfacebookgoogle plusrss feedemail

Iklan Hubungi (021)27101381


Informasi berita tentang wisata kuliner di seluruh Indonesia - Kontak Redaksi: (021)271.01.381 - (021)606.36235, Hotline: 08787.882.1248 - 081.385.386.583

Sabtu, 24 November 2007

Bebek Van Java Bandung

“Bebek van Java di Jl. Dipatiukur yang dipenuhi pembeli (indrakh)”
Sepintas cara memasak bebek kalasan ini mirip dengan masakan ayam goreng Suharti, yakni dibubuhi kremes yang terbuat dari tepung kanji dan tepung beras di atasnya. Rasanya mantap, bau anyirnya nyaris tidak ada. Dagingnya juga garing dan empuk, tidak alot atau liat seperti masakan daging bebek pada umumnya
Sabtu (24/9) kemarin, Yan mengajak saya untuk berbuka di Bebek van Java Jl Dipatiukur no 5 yang konon merupakan salah satu tempat makan yang memiliki menu masakan bebek terenak di kota Bandung, selain kedai bebek goreng Darmo di Jl Jawa dan kedai bebek di Jl. Hasanudin. Pukul 17.00 WIB kami bertiga (Yan, Udiens, dan saya) meluncur dari salah satu tempat di ketinggian Bandung menuju lokasi. Namun hujan yang turun sangat deras di tengah perjalanan memaksa kami untuk berteduh sesaat di bawah jembatan layang Paspati, di sekitar Jl Cikapayang.

Hujan sebenarnya belum usai, masih rintik-rintik. Namun karena adzan maghrib sebentar lagi tiba. Akhirnya kami pun nekad meneruskan perjalanan. Sampai lokasi ternyata semua tempat sudah penuh. Bulan puasa seperti ini ternyata Bebek van Java banyak sekali peminatnya. Mau tak mau kami harus rela masuk waiting list. “Siap-siap nungguin nih,” ujar saya dalam hati. Beruntung sebelum adzan Maghrib Udiens berinisiatif membeli teh kotak di kios seberang, jadi tidak perlu khawatir mencari makanan/minuman untuk membatalkan shaum.

Sekitar pukul 18.15 WIB akhirnya kami berempat dapat tempat di Lantai 1. Lho kok jadi berempat? Pasalnya ada teman Yan yang datang (yang mana lagi nih, hehe). Setelah memesan menu, kami bergiliran untuk shalat di mushala kecil yang berada di lokasi. Menu yang kami pesan adalah: bebek kalasan, cah kangkung, teh manis hangat, dan jeruk manis hangat. Oh, iya di bulan puasa seperti saat ini Bebek van Java buka mulai pukul 16.00 hingga pukul 23.00 WIB.

“Bebek kalasan, lalab, dan nasi bungkus dari Bebek van Java (indrakh)”
Seusai shalat, menu yang kami telah tunggu pun tiba. Bebek kalasan, lalab (ketimun,selada), tahu goreng dan nasi bungkus dikemas dalam keranjang anyaman bambu. Sambal dan kecap disajikan terpisah. Begitu pun dengan minuman. Sepintas cara memasak bebek kalasan ini mirip dengan masakan ayam goreng Suharti, yakni dibubuhi kremes yang terbuat dari tepung kanji dan tepung beras di atasnya. 

Rasanya mantap, bau anyirnya nyaris tidak ada. Dagingnya juga garing dan empuk, tidak alot atau liat seperti masakan daging bebek pada umumnya. Hanya saja ukuran daging bebek yang disajikan menurut saya terlalu kecil. Yang dahsyat adalah rasa sambalnya. “Wuiih benar-benar pedas.”Masakan cah kangkungnya juga sip, tidak asin, meskipun akan lebih oke bila dikasih recahan udang rebon atau suiran ayam. Sayang cah kangkung datangnya belakangan, sehingga terpaksa makannya kami gado, tanpa ditemani nasi dan daging bebek.
Selain bebek kalasan, menu unggulan lain yang ada di tempat ini adalah bebek bakar dan bebek goreng. Rumah makan ini pun menyediakan berbagai menu masakan ayam seperti ayam bakar dan ayam goreng. Dari sisi harga, makanan di sini pun relatif murah. Dengan budget Rp 20.000/ orang, Anda sudah bisa makan di Bebek van Java.

Makan malam kami saat itu pun kian meriah saat dua orang pengamen jalanan menampilkan aksi musikalisasi puisi (cerita ini tampaknya akan saya sajikan pada tulisan lain). Sebelumnya salah seorang pengamen yang nampaknya merupakan anggota KPJ (Kelompok Pengamen Jalanan) juga sempat menyanyikan beberapa buah lagu secara baik.

Untung menjangkau Bebek van Java Anda dapat melalui Jl. Dipatiukur dari arah perempatan Jl. Jl Ir.H.Djuanda (Dago) – Pasar Simpang. Setelah sampai di Jl Dipatiukur Anda terus saja (tanpa belok) hingga ujung jalan. Sekitar 50 M sebelum persimpangan Jl Ir.H.Djuanda (BCA)-Cikapayang-Surapati, Anda akan menjumpai lokasi tersebut di sebelah kanan (samping Lab Medicore). Untuk mencapai Bebek van Java bisa juga langsung dari arah selatan Jl Ir.H.Djuanda. Setelah sampai di bawah jalan layang paspati, tepatnya di persimpangan Jl Ir.H.Djuanda (BCA)-Cikapayang-Surapati-Dipatiukur selanjutnya Anda harus belok ke kiri ke arah Jl Dipatiukur. Lokasi tersebut akan Anda jumpai di sebelah kiri, seberang warung tenda Madtari.
Penasaran dengan tempat makan ini? Silahkan mencobanya. Siapa tahu bisa jadi salah satu alternatif tempat untuk berbuka puasa.

Sumber: Indra KH