Kenal Kebutuhan Pelanggan, Kenal Keinginan Mitra, Kenal Kepentingan Karyawan
IKAN BAKAR JIMBARAN
Bekasi, kelanakuliner.com
Kalimalang sebagai area pilihan para kelana kuliner memang pantas saja. Mulai dari yang fenomenal Pecel Lele Lela, Burger Bathok, Martabak Kubang, kemudian Ayam Bakar Mas Mono, Bebek Ireng Cak Bas, Resto Cepat Saji Mac Donald sampai dengan warung kaki lima apa saja ada di pinggiran Kalimalang mulai dari Cawang hingga ujung Bekasi di Cikarang.
Dan kini saya mencoba mengunjungi tempatnya Pecel Lele Lela, milik Rangga Umaro. Rupanya besarnya pelanggan yang datang ke Saung Blessing (dan kini diganti nama dengan nama Saung Kuliner. tempat dimana Pecel Lela Lela berada) yang berlokasi di Pondok Kelapa Kalimalang ini dimana awalnya dipicu dengan berdirinya Pecel Lele Lela, maka berdatangan lah para pengusaha kuliner lainnya. Bahkan mantan kolega dan mitra Pecel Lele Lela sendiri, yakni mas Mono juga mendirikan Lela Park yang brandnya termasuk di bawah manajemen Ayam Bakar Mas Mono Group. Kalau mas Mono mengeluarkan klaim Lela Park (dengan logo uniknya yang meniru persis Jurassic Park) sebagai Lebih Enak - Lebih Enak (hingga dua kali) maka Pecel Lele Lela menggunakan
tagline yang lebih provokatif, Lela = Lebih Laku. (hahahaha.... saya tersenyum geli saja melihat perang promo yang kian cerdik dan kreatif itu, padahal mereka masih menggunakan warna "tone" restoran yang sama-sama hijau muda).
Terlepas dari perang promo antara kedua pengusaha pecel lele itu, maka saya lebih tertarik untuk masuk ke Saung Kuliner lebih ke dalam. Di bagian dalam masih banyak lagi usaha kuliner lainnya yang kini mulai menggeliat bangun dan berkembang lumayan ramai. Taruhlah Bebek Ireng Cak Bas yang memang sudah begitu terkenal dan masih kolega dekat Pecel Lele Lela saat di cabang samping gedung TransTV, dan kemudian ada pendatang baru lainnya seperti Sate Kambing Bang Dibul, Kafe NTT (kabarnya sudah disarankan namanya dirubah jadi Warung Mbok Tuman), Pondok Kuring serta Warung Keprabon Solo. Terus bagaimana saya memilih yang paling menarik untuk saya tulis? Pilihan saya jatuh kepada Kafe NTT, namun akhirnya saya diperkenalkan dengan pemilik Pondok Kuring, mas Iwan.
Lelaki yang bernama lengkap Linwan Opunk Kurniawan dan kerap dipanggil Opunk atau Iwan oleh teman-temannya ini mau menerima saya ngobrol duduk panjang lebar tentang kian maraknya Saung Kuliner di tempat tersebut.
Pondok Kuring yang dikelola dan milik mas Iwan ini sejatinya adalah sebuah usaha resto yang sebelumnya dirinya punya pengalaman pernah bekerjasama dengan investor tempat Bengkel Kuliner, Pondok Jati, Jakarta Timur. Mas Iwan yang bekerja sebagai pengelola Dapur Ampera salah satu tenant di Resto Bengkel Kuliner yang mulai dari nol tersebut, akhirnya berhasil memajukan dan mengembangkan Dapur Ampera dan saat manajemen pengelolaan akan diambil alih oleh pihak keluarga investor, Iwan mengundurkan diri, padahal Iwan telah menanamkan sedikitnya 50 juta untuk modal awal usaha di Dapur Ampera. Modal usaha yang didapat dari menjual mobilnya itu, kini masih tertanam di manajamen pengelolaan Dapur Ampera dan Iwan masih menanti pengembalian modal tersebut dari pihak manajemen. Sambil menunggu pengembalian modal tersebut kini dirinya membuka warung sendiri di Saung Kuliner, Pondok Kelapa - Kalimalang yang disemangati oleh teman-teman kerjanya di Bengkel Kuliner. Anak-anak, demikian Iwan menyebut mereka selaku rekan kerja selama ini, adalah yang memotivasi saya untuk membuka warung di tempat lain selain di Dapur Ampera dan Bengkel Kuliner, ungkapnya membeberkan alasannya. Namun karena alasan etika dan hubungan baiknya dengan sang investor, pak Haji Wawan, dia tak mau menerima dan mengajak rekan-rekan kerjanya di Bengkel Kuliner dan Dapur Ampera bekerja di Warung Pondok Kuringnya yang baru beberapa pekan dibuka ini.
Mengenai pemilihan nama Pondok Kuring, Iwan mengaku sudah beberapa kali memilih nama yang tepat dan pas buat warung sederhana bernuansa kampung ini dengan mendiskusikannya dengan rekan-rekan kerjanya di tempat baru ini dan akhirnya pilihannya adalah 'Pondok Kuring', "Kebetulan lokasinya kan di Pondok bambu, dan pas juga belum ada yang namanya seperti di wilayah ini," jelas lelaki yang belajar manajemen usaha kuliner dari pengalamannya selama ini kepada kelana kuliner.
"Yang jelas saya berusaha agar Pondok Kuring ini bernuansa kampung tapi nggak kampungan, kemudian memiliki sajian murah tapi nggak murahan. Juga tampilan suasana warung yang ndeso tapi nggak norak," ungkapnya berteori. Ini berdasarkan pengalaman saya selama beberapa tahun bekerja mengelola Bengkel Kuliner, imbuhnya lagi.
Memang pengalaman adalah guru yang paling baik. Bahkan jauh lebih baik dibandingkan yang didapatkan di bangku kuliah atau sekolah sekalipun, karena bila yang satu didapat dari pengalaman langsung sehari-hari sementara yang lainnya didapat dengan mendengarkan teori baku yang dibukukan dan diajarkan sang guru atau dosen.
Kembali ke pokok permasalahan, yakni sajian menu unggulan apa yang ada di Pondok Kuring yang baru berusia beberapa minggu ini? Iwan pun membuka kiatnya secara blak-blakan dan panjang lebar kepada kelana kuliner hingga jam menunjukkan pukul 12 malam. Mulai dari pengalaman-pengalaman genting saat melayani tamu sementara bahan baku sajian tidak mencukupi, atau kisah bagaimana para karyawannya menghadapi masalah yang sangat mempengaruhi kinerjanya sehari-hari dan termasuk kiat-kiatnya mengelola hubungan baik dengan pelanggan, mitra, manajemen, dan karyawan. Secara prinsip dalam menjalankan usaha kuliner ia bermotto, "Mengenali kebutuhan pelanggan, mengenali keinginan mitra usaha, mengenali kepentingan karyawan", pungkasnya di lain kesempatan.
Pondok Kuring sendiri buka dari jam 10.00 pagi hingga jam 22.00 wib, bahkan untuk malam minggu bisa sampai menjelang dini hari bila memang masih ada pelanggan. Kapasitas meja yang berjumlah 20 kursi ini memang pantas sebagai tempat pilihan acara keluarga atau mengajak teman dan mitra bisnis makan siang maupun malam. Pelanggan bukan saja dimanjakan dengan rasa dan sajian tradisional kombinasi antara menu Sunda, Jawa dan Bali, tapi juga atmosfer yang begitu asri dan seolah kita dibawa ke alam kampung nan klasik. Belum lagi terkadang mas Iwan akan melayani langsung dan menyediakan waktunya untuk sekadar berdiskusi atau curhat tentang banyak hal, dan memang begitulah sifatnya dalam melayani pelanggan.
Menu unik dan khas ala Pondok Kuring adalah Ayam atau Bebek seperti berikut ini:
- Ayam Bakar Jimbaran / Kecap
- Ayam Bekakak Bakar Jimbaran / Kecap
- Ayam Bekakak Goreng Jimbaran / Kecap
- Ayam Bekakak Goreng Kering
- Ayam Bekakak Goreng Saus Tiram / Kecap
- Bebek Bakar Jimbaran / Kecap
- Bebek Bekakak Bakar Jimbaran / Kecap
- Bebek Bekakak Goreng Jimbaran / Kecap
- Bebek Bekakak Goreng Kering
- Bebek Bekakak Goreng Rujak
- Bebek Goreng
Sajian utama paket Pondok Kuring sendiri adalah seperti berikut ini:
- Nasi Kastrol Bebek (Paket A, B dan C)
- Nasi Timbel Bebek (Paket A, B dan C)
- Nasi Putih Bebek (Paket A, B dan C)
Kemudian sajian paket ayam seperti
- Nasi Kastrol Ayam (Paket A, B dan C)
- Nasi Timbel Ayam (Paket A, B dan C)
- Nasi Putih Ayam (Paket A, B dan C)
Menu Ikan ala Pondok Kuring adalah sebagai berikut:
- Ikan Baronang Bakar (Jimbaran)
- Ikan Baronang Bakar (Kecap)
- Ikan Bawal Hitam Bakar (Jimbaran)
- Ikan Bawal Hitam Bakar (Kecap)
- Ikan Kakap Merah Bakar (Jimbaran)
- Ikan Kakap Merah Bakar (Kecap)
- Ikan Kambing2 Bakar (Jimbaran)
- Ikan Kambing2 Bakar (Kecap)
- Ikan Kwek Bakar (Jimbaran)
- Ikan Kwek Bakar (Kecap)
- Udang Bakar atau Goreng (Bumbu Jimbaran, Kecap, Asam Manis, Saus Tiram atau Crispy)
- Cumi Bakar atau Goreng (Bumbu Jimbaran, Kecap, Asam Manis, Saus Tiram atau Crispy)
- Ikan Gurame Bakar bumbu Jimbaran, Kecap
- Ikan Gurame Goreng Kering atau Bumbu Asam Manis/Pedas
- Sup Ikan Gurame
- Sup Kakap Merah
- Sup Tomyam
- Ikan Mas Goreng
- Ikan Mas Pepes
- Mie Lidi Goreng/Godog (Ayam, Seafood)
- Nasi Goreng Seafood, Kambing, Ayam
- Kangkung Seafood
- Plecing Kangkung
- Cah Kangkung
Untuk pemesanan dan reservasi tempat Anda bisa menghubungi
0813.99399.707
dengan
Mas Iwan