Cari data di web ini

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified twitterfacebookgoogle plusrss feedemail

Iklan Hubungi (021)27101381


Informasi berita tentang wisata kuliner di seluruh Indonesia - Kontak Redaksi: (021)271.01.381 - (021)606.36235, Hotline: 08787.882.1248 - 081.385.386.583

Minggu, 07 Maret 2010

BURUNG PUYUH GORENG Mbak Tini

SENSASI NIKMAT UNGGAS KECIL ALA FRIED CHICKEN

Jakarta, kelanakuliner.com
Bagi Anda para pencinta makanan daging ayam, mungkin ada yang mau mencoba menu masakan unggas lainnya seperti bebek, itik ataupun entog termasuk burung belibis. Tapi ada satu menu baru di daerah Pondok Gede yang patut dicoba, yakni menu masakan unggas kecil yang kini mulai meramaikan dunia kuliner Bekasi. Burung Puyuh bukan saja telur kecilnya yang sudah lebih dulu populer dinikmati oleh banyak orang Indonesia, kini dagingnya pun mulai dinikmati orang, khususnya warga Bekasi yang tinggal di kawasan BDN Pondok Gede.

Kenikmatan burung Puyuh goreng pastinya mempunyai rasa yang tak berbeda jauh dengan daging unggas ayam lainnya. Tapi apakah ia bisa melebihi nikmatnya sang pelopor, yakni aya goreng? Penasaran bukan? Sebaiknya Anda berkunjung ke warung Burung Puyuh Goreng Mbak Tiwi, yang selalu buka dari jam 17.00 sampai dengan 23.00 wib di Jln. BDN no.1 Jatiwaringin Pondokgede.

Atau Anda mau reservasi? Hubungi saja mbak Tini di 0813.9253.0463 atau bisa juga menghubungi sang pemilik outlet gerobak, pak Arief, bila Anda tertarik untuk buka waralaba ataupun cabang di nomor 0812.952.2803.

Sepertinya mbak Tini hanya bisa menerima layanan Take Away, jadi untuk pesan antar hanya bisa untuk area terbatas. "Mungkin nanti setelah mulai banyak diminati oleh para pelanggan, maka akan membuat tempat makan tersendiri yang lebih luas, tentunya dengan menu unggulan Nasi Burung Puyuh Goreng," ujar Arief sang pemilik yang juga pengelola usaha Smart Pets. Sementara waktu ini, Burung Puyuh Goreng Mbak Tini hanya menerima pemesanan dalam bungkusan. Harga per ekornya pun relatif murah yakni Rp.9.000,- Sungguh pas dengan kelezatan yang bisa dinikmati. Murah dan kenyang!

Uniknya makanan sedap dan lezat ini adalah, bumbu sambalnya yang ada 2 jenis. Satu burung puyuh goreng rasa gurih, yang warnanya kekuning-kuningan dan satu lagi, burung putuh goreng manis. Keduanya pun mempunyai sambal yang berbeda, satu sambal hijau yang pedas dan gurih sedangkan satunya lagi sambal merah yang manis. Proses pemasakan burung puyuh ini juga tak berbeda jauh dengan masakan ayam bakar dan goreng seperti tempat terkenal lainnya, yakni dimasak dengan proses ungkeb sebelum digoreng garing. Hmmmmm.... pastinya sudah terbayang gurih dan renyahnya bukan? Sekadar Anda tahu, bahwa Burung Puyuh Goreng mempunyai sensasi tersendiri, karena kita seperti menikmati menu masakan Ayam Goreng namun dalam porsi utuh ayam dalam ukuran mini... Tertarik untuk mencobanya?

Sidik Rizal - dobeldobel.com

1 komentar:

  1. MENIKMATI makanan khas suatu daerah yang saya kunjungi sudah sejak lama menjadi salah satu kegemaran saya. Apalagi jika sajian itu didapatkan melalui perjalanan panjang.

    Pertengahan pekan ini, saya dan beberapa wartawan Jakarta diundang PT Adaro, sebuah perusahaan pertambangan di Tabalong, Kalsel. "Beruntung" saya dan teman-teman ketinggalan pesawat yang hanya sekali menjalani rute Banjarmasin-Tabalong. Di Bandara Syamsuddin Noor, Banjarmasin, kami diberitahu bahwa penerbangan perintis sudah berangkat ke Bandara Warukin di Tabalong sehingga kami harus menempuh perjalanan darat.

    Jarak Banjarmasin-Tabalong harus ditempuh melalui perjalanan darat selama sekitar 4 jam. Jalanan mulus beraspal membuat perjalanan menjadi sangat lancar. Sesekali kemacetan kami temui di sekitar SPBU. Setidaknya ada enam SPBU yang harus kami lewati. Krisis BBM yang melanda Kalsel dalam beberapa pekan ini sangat kental terasa. Antrean pembeli BBM selalu memanjang. Di SPBU yang sudah dipasangi pengumuman pertanda habis masih juga ada mobil yang antre.

    Namun, belasan mobil dan truk yang antre itu sudah tidak ada sopirnya. Kata penduduk di sekitar SPBU, sopir sengaja meninggalkan mobilnya agar mereka bisa mengisi lebih awal kalau BBM di SPBU itu sudah dipasok lagi. Setibanya di Kabupaten Kandangan perut sudah tidak bisa diajak kompromi lagi. Maklum, kami berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta sejak pukul 06.00 dan rata-rata tidak sempat sarapan pagi. Saat itu, sopir kami yang warga setempat membelokkan mobil ke halaman RM Borobudur.

    BalasHapus