Mie Lethek Goreng ala Waroeng Rest-OE |
Gerobak Mie Djowo waroeng rest-OE |
Dengan konsep berbeda, yang satunya warung kaki lima, sementara yang lainnya, waroeng rest-OE bergaya rumah makan bernuansa modern tapi mempunyai kualitas sajian yang sama. Sidik punya selidik ternyata memang bersumber dari bahan baku dan bumbu rempah serta koki yang sama. Bila Waroenge Dhewe dikelola langsung oleh Mbok De Mul sebaai sang koki, maka di waroeng rest-OE dimasak sajiannya oleh karyawan-karyawan binaan Mbok De Mul langsung. Antara pemilik warung makan Waroenge Dhewe dengan waroeng rest-OE memang ada kerjasama kedua belah pihak yang saling menguntungkan.
Terlepas dari itu, ibu Restu Abadi sang pemilik waroeng rest-OE berusaha menyajikan mie lethek yang kualitasnya mirip dengan aslinya dari Bantul. Itulah sebabnya semua sajiannya diambil langsung dari Bantul dan Jogja melalui Waroenge Dhewe milik Mbok De Mul.
Bicara tentang makanan yang nyaris punah ini, kulinerkuliner.com mencoba menelusuri mi lethek di internet dan hasilnya adalah adanya beberapa pedagang mie (atau mi) lethek yang mengikuti pameran kuliner di Jakarta. Salah satunya yang berhasil diwawancarai adalah Nurul, menurut dia mi lethek sering ikut pameran kuliner di berbagai kota di antaranya di Jakarta. "Saat pameran di Jakarta, pembeli mi ini cukup banyak dari kalangan anak muda hingga orang tua," katanya.
Mie Lethek Rebus |
"'Lethek merupakan bahasa Jawa yang artinya kusam, kotor, dan kurang menarik," katanya. Bahan baku untuk membuat mi lethek berupa tepung tapioka yang diolah secara manual, dan tidak menggunakan pewarna kimia serta zat pengawet.
Mie Lethek Goreng |
Selama mengikuti pameran, menurut dia beberapa pengunjung ingin belajar cara membuat dan memasak mi ini. Ia menyebutkan harga mi lethek Rp 5.000 per porsi. "Selama pameran ini terjual rata-rata 100 porsi per hari," katanya.
Sidik Rizal - sumber: Antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar