Ada Kulit Jeruk di Pecel Madiun
Bekasi, Tol Timur Bekasi, kelanakuliner.com.
Eksplorasi pedas kelanakuliner kali ini mencoba menjamah sisi tradisional negeri seribu pulau ini. Beberapa tulisan tentang menu sarapan pilihan sebagian besar warga Jawa Timur, pecel, akan coba diulas dalam melalui blog ini. Penjelajahan dimulai dari satu tempat yang yang dikenal sebagai asal muasalnya makanan ini, walaupun dalam prakteknya, sudah banyak "penyimpangan" yang terjadi (makanya baca sampai tuntas dulu agar tahu). Pecel, rasanya tidak akan mudah dilepaskan dari kata Madiun. Maka penjelajahan kali ini menuju langsung ke orang Madiun yang tinggal di Bekasi untuk mencari jawaban pasti atas keberadaan pecel Madiun ini.
Pecel Madiun, menurut Budi Purwanto, memiliki ciri khas penggunaan turi, kecambah pendek, dan sambel pecel. Selain itu, ciri khas visual yang bisa ditemukan adalah pada cara penyajian yang selalu menggunakan daun pisang, dan cara menuangkan sambel pada racikan nasi dan kulupan. Nasi pecel Madiun, mengutamakan kulupan, dan hanya mensyaratkan nasi. "Jadi, pecel Madiun akan mudah dikenali dari penyajiannya yang menggunakan daun pisang secara berlebih, nasi yang hanya secukupnya, kulupan lebih banyak, serundeng, kering tempe, cacahan mentimun, sambel pecel, dengan lauk peyek, krupuk puli (cap walet), tempe dan tahu. Adapun kulupannya juga menyisakan hal yang khas, yakni dengan kehadiran daun kemangi. Sementara untuk materi kulupannya, menggunakan kacang panjang, daun singkong, daun pepaya, yang diolah dengan teknik tertentu. Daun singkong dan pepaya direbus secara bersamaan sampai matang, ditiriskan sebentar, kemudian langsung disiram dengan air es, agar warnanya menjadi hijau segar. Untuk menjaga kualitasnya, pak Budi bahkan sampai rela membuat kecambah sendiri, dan juga menyediakan ladang pisang, untuk mengoptimalkan pasokan daun untuk pecelnya.
Sementara pengolahan sambel BP juga menarik untuk disimak. Rupanya dari pemilihan bahan, pak Budi mengutamakan kwalitas. Sehingga tak mengherankan jika kacang harus didatangkan dari Tuban, asem jawa dan daun jeruk dikirim dari Madiun, sementara gula merah nya dibeli langsung ke tasikmalaya. Kacang diolah dengan metode sangrai, setelah sebelumnya dipilih kualitas yag terbaiknya. Selanjutnya setelah matang, kacang diuyek agar kulit terpisah dari biji kacang dan terbelah, lantas ditapeni, agar kulit tidak bercampur dengan biji. Selanjutnya, biji kecil yang ada di dalam kacang, dibuang. "Ini bisa membuat rasa sambel menjadi sedikit pait" terang pak budi sambil menunjukkan bagian kacang tersebut kepada kelanakuliner. Kacang selanjutnya ditumbuk, dicampur dengan bumbu2, dan ditambah dengan kulit jeruk yang ditumbuk. Yang disebut terakhir inilah yang menjadi ciri khas pembeda sambel pecel Madiun dari sambel pecel di daerah lain. Pengusaha pecel tiga generasi ini, mengaku jikalau pasokan kacang tubannya mandheg, dia memilih untuk menghentikan dagangan untuk sementara, sampai pasokan kacang pulih kembali. "Kacang Tuban itu, kecil, tapi menthes mas" jelas pak Budi. Tanpa kacang tuban, hasil sambelnya pasti terasa lain. Berkat kontrol kualitas yang ketat, sambel pecel besutan pak Budi telah merambah benua kangguru, dan beberapa negara di Asia.
Menariknya lagi, untuk menyediakan lauk peyek kacang yang benar-benar khas Madiun, didatangkanlah langsung dari Madiun, pembuat asli peyek kacang Madiun. Kacang yang dipakai masih tetap kacang tuban, namun bedanya, tidak ada perlakuan khas, dimana kacang cukup dibelah menjadi dua, dan dicampurkan ke adonan tepung dan tak lupa, rajangan daun jeruk. Peyek hasil gorengan pun juga tak lepas dari qualiti kontrol. "Dua blek besar peyek pernah saya suruh bagi-bagikan saja, karena rasanya yang tidak pas menurut saya" kenang pak Budi.
Penyaji pecel Madiun ternyata tidak selamanya adalah orang Madiun. "Orang jogja bisa saja jual pecel" Mana ada pecel jogja, adanya ya pecel Madiun. Tapi gestuur dan cara penyajian, sudah membuat kita bisa membedakan ini pecel Madiun asli, dan yang itu pecel Madiun made ini semarang. Sambel pecel semarang memiliki citarasa kencur yang cukup kuat. Sementara Sambel pecel Jawa Timur, cenderung menguatkan daun jeruk nipis. Disinilah "penyimpangan" itu terjadi, ketika tagline yang diusung adalah pecel Madiun, tapi karena yang menjualnya bukanlah orang Madiun, maka terjadilah. Pecel Madiun disajikan dengan daun pisang yang berlimpah, sementara nasinya hanya nyempil di pojok, dengan kulupan yang lebih banyak, kemudian disiram dengan sambel kacang secara nyepret.
Disarikan dari hasil perbincangan dengan Pak Budi Purwanto, pemilik Pecel Madiun "BP"021-70329768. Ditulis oleh Dian Purnama Putra, untuk kelanakuliner.co.cc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar