Cari data di web ini

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified twitterfacebookgoogle plusrss feedemail

Iklan Hubungi (021)27101381


Informasi berita tentang wisata kuliner di seluruh Indonesia - Kontak Redaksi: (021)271.01.381 - (021)606.36235, Hotline: 08787.882.1248 - 081.385.386.583

Minggu, 05 Juli 2009

MARTABAK BANGKA YANTO PGC

MARTABAK DUREN Rasanya Paling KEREN
PGC = PULOGEBANG CAKUNG

Bekasi, KelanaKuliner.com (dobeldobel.com)
Mencari Martabak bangka tidaklah sulit di Jakarta maupun Bekasi. Yang sulit adalah mencari jenis martabak yang unik, aneh dan tetap nikmat dan ringan di kantong tentunya.


Lalu apa sih uniknya Martabak bangka Yanto PGC ini dibandingkan dengan martabak yang lain? Baik itu martabak manisnya atau martabak telornya?

Menurut Mas Yanto lelaki berusia 41 tahun ini, dia sudah lebih dari 5 tahun berusaha berdagang martabak, dimulai dari bekerja dengan orang lain yang asli pengusaha martabak Bangka. Menurut pengusaha kuliner yang telah mempunyai 4 cabang di wilayah Bekasi ini, kuncinya adalah di bahan baku martabak dan bumbu olahan. Belajar dari pengalaman selama bekerja dengan bosnya, dia memperhatikan bahwa perbedaan mendasar dari jenis martabak Lebaksiu dan Bangka adalah bumbu daging cincang olahan sapinya, sedangkan martabak telornya menggunakan bumbu rendang daging.

Sehingga memberikan rasa khas martabak Bangka olahannya. Termasuk martabak manis yang bagi Yanto omzetnya sama banyaknya dengan martabak telor, bagi pengusaha yang kini mempunyai 9 karyawan ini, campuran martabak manis justru harus lebih inovatif dan diterima oleh pelanggan. Inovasi yang dilakukannya bukan hanya sekedar jenis produk baru atau rasa baru tapi juga masalah tempat, lokasi, pelayanan dan strategi promosi.

Mengenai masalah kualitas produk dan layanan, itulah sebabnya Yanto melengkapi usahanya dengan mesin pengolah dan perlatan yang jauh lebih modern. Termasuk masalah packaging, ia mencoba berdiskusi dengan seorang pelanggannya yang kemudian menjadi mitra usahanya untuk pengembangan strategi pemasaran. Karena di samping harus selalu meningkatan kapasitas produksi, dalam hal ini penyediaan bahan baku tepung yang berkualitas otomatis Yanto harus menggunakan tepung terigu merk lokal yang terkenal akan kualitasnya, kemudian mesin pengolah adonan yang mampu memenuhi permintaan setiap cabang dengan kecepatan tinggi.

Setidaknya, Yanto membuka rahasianya bahwa setelah mendapatkan lebih dari seribu pelanggan tetap, maka pengusaha martabak harus mempertahankan kualitas dan pelayanan barulah setelah itu meningkatkan jenis-jenis martabak inovasi. Misalnya selain martabak yang pada umumnya sudah dikenal masyarakat pelanggan seperti martabak kacang, coklat, wijen dan susu plus keju, maka berikutnya adalah kombinasi dari kesemua jenis dan ditambah bahan lain seperti pisang, kismis atau bisa juga nangka kemudian jagung.

Yang terakhir inilah yang ternyata menjadi inovasi paling diterima serta disukai para pelanggan dan kini mulai dikenal masyarakat. Dari situlah Yanto mulai mengembangkan ke rasa jenis lain seperti kombinasi pandan, keju dan susu. Kemudian dia beranikan kombinasi campuran strawberry/blueberry dan susu. Termasuk dia coba rasberry dan yang paling mutakhir dan kini bisa anda dapatkan di Martabak Bangka Yanto PGC, campuran isi kacang mede dan susu.

Mau merasakan yang paling akhir? Coba saja Martabak srikaya, keju dan susu serta martabak isi durian, keju dan susu. Wah pokoknya maknyiusssss dan top markotop lah kata Bondan Winarno.
Dan buat anda yang tidak sedang penuh dompetnya, maka bisa mencoba martabak ukuran Unyil dengan harga berkisar antara Rp. 5.000,- s/d Rp. 9.000,- Sedangkan yang berukuran regular harga martabak manis aneka rasa berkisar yang paling murah Rp. 19.000,- hingga yang paling mahal Rp. 30.000,- Dan bila anda menginginkan menggunakan special butter (Mentega khusus import) maka setidaknya Anda merogoh kocek antara Rp. 22.000,- s/d 35.000,-

Namun bila Anda ingin porsi keluarga yang jenisnya tipis kering, cukup anda keluarkan uang berkisar antara Rp. 11.000,- hingga 15.000,- dan bila mau tambahan 1 potong keju cukup anda tambahkan Rp. 7.000,- Sudah apalagi yang anda tunggu, buruan Anda ke Pulogebang Permai, atau jalan Bintara Raya depan Mas Naga atau Taman Modern Land dan yang paling anyar bisa pula Anda temui di jalan Harapan Indah Boulevard untuk mendapatkan sensasi Martabak Bangka yang terkenal lezat dan hanya ada satu tempat di Bekasi yang bisa menyajikan aneka ragam isi dan rasa yang luar biasa seperti itu, ya cuma di Martabak Bangka Yanto PGC.

MENU MARTABAK MANIS

1. Kacang, Coklat, Wijen, Susu
2. Keju, Susu
3. Keju, Kacang, Coklat, Wijen, Susu
4. Pisang, Keju, Susu
5. 1/2 Keju, 1/2 Kacang, Coklat, Wijen, Susu
6. Kismis, Keju, Susu
7. Kismis, Keju, Kacang, Coklat, Wijen, Susu
8. Pisang, Keju, Kacang, Coklat, Wijen, Susu
9. Nangka, Keju, Susu


10. Jagung Keju, Susu
11. Pandan, Keju, Susu
12. Strawberry/Blueberry, Susu
13. Kacang Mede, Susu
14. Rasberry, Susu
15. Srikaya, Keju, Susu
16. Durian, Keju, Susu



MENU MARTABAK TELOR

1. Biasa 2 (dua) telor ............. Rp. 16.000,-
2. Spesial 3 (dua) telor ............. Rp. 18.000,-
3. Istimewa 4 (dua) telor ............. Rp. 20.000,-
4. Super 5 (dua) telor ............. Rp. 23.000,-

MARTABAK MANIS TIPIS KERING

1. Kacang, Coklat, Wijen, Susu
2. Keju, Susu
3. Keju, Kacang, Coklat, Wijen, Susu

Reservasi : (021) 9346.1965
Pulogebang: HP. 0856.9149.2325
Cabang - Taman Modern: HP. 0815.1017.1954
Cabang - Bintara: HP. 0815.1321.1283
Cabang - Boulevard Harapan Indah: HP. (021) 9676.8880
Waralaba Martabak Yanto: waralabawaralaba.com

10 komentar:

  1. Martabak manis atau dikenal juga dengan martabak terang bulan atau juga dikenal dengan martabak bangka memang tidak ada habisnya. Hampir di setiap sudut kota2 di Indonesia menjualnya. Ciri khas dari martabak ini adalah rasa manis dan juga berbagai jenis rasa dapat dikombinasikan kedalam martabak ini. Ada rasa coklat, keju, pisang, nanas, kacang, jagung, dan lain-lain. Kalo urusan rasa mungkin variatif, ada yang menjual dengan harga murah akibatnya rasanya jadi pas-pasan…, dan ada juga yang menjual dengan harga tinggi sehingga rasanya luar biasa bagi penggemar makanan manis.

    Franchise martabak manis ini sudah cukup banyak, salah satunya adalah Holland, harganya lumayan start from 20 rb-an. Selain penjual yang menggunakan franchise, banyak juga penjual martabak ditiap-tiap daerah yang terkenal enak banget, contohnya di kampung halaman gw “Palembang”, setidaknya ada dua tempat yang menjadi fav gw, yaitu deket pasar cinde dan deket gramedia kolenel atmo, tempat penjualnya sangat sederhana yang cukup bermodal gerobak kaki lima biasa. Rasanya hmmm…. bener2 paten ato klo istilah Pak Bondan “mak nyus”, saking manisnya dengan 1 atau 2 potong saja sudah bikin enek banget (padet), belum lagi kalo martabaknya dimakan sesaat baru selesai dibuat, masih dalam keadaan hangat dengan mentega dan susu yang mencair menjadi satu (bahaya nih bagi yang lagi diet) :).

    Selama gw merantau di Bandung, Jogya dan Bali, boleh gw bilang martabak fav di kampung halaman gw belum ada tandingannya, sehingga gw jadi berpikir apa karena selera kebanyakan orang2 indonesia yang tidak terlalu suka makanan yang manis-manis. ato mungkin juga gw belum ketemu yang menjual martabak manis yang enak di daerah lain. kudu banyak pergaulan utk hunting2nya. gw coba dulu hunting di dunia maya komentar2 martabak manis favorit. atau ada temen2 yg punya tempat martabak manis favorit, silahkan dikomen disini. :)

    BalasHapus
  2. RESEP MARTABAK MANIS BANGKA
    Bahan-bahan:

    * 4 Sendok Makan Gist
    * 1700 cc Santan dari 2 Kelapa tua
    * 2 Sendok Teh Garam dimasak bersama Santan sampai panas, suam-suam kuku
    * 1 kg Tepung Terigu
    * 6 Butir Telur Ayam
    * 60 gr Soda Kue
    * 2 Sendok Teh Vanili
    * Margarine secukupnya
    * 100 gr Kacang Sanggrai di tumbuk kasar
    * 100 gr Coklat Meisjes
    * 1 Kaleng Susu kental manis
    * Gula pasir untuk adonan dan taburan sesuai selera


    Cara membuat:

    * Masukkan Gist kedalam campuran santan dan garam. Diamkan 15 menit sampai berbuih, sisihkan.
    * Dalam sebuah mangkuk yang lain campurkan terigu dan telur dan aduk perlahan sambil tuangkan santan sedikit demi sedikit, sampai adonan licin, kemudian tambahkan Gula pasir, Soda kue dan Vanila.
    * Panaskan loyang Martabak bergaris tengah 20 cm yang sudah diolesi Mentega.
    * Tuangkan adonan setebal 1 cm, panggang diatas api dengan nyala sedang.
    * Setelah adonan berlubang, taburkan kacang tanah, Meisjes, gula pasir dan susu kental manis.
    * Lipat Martabak, olesi luarnya dengan Mentega, angkat dan hidangkan.

    Selamat mencoba

    BalasHapus
  3. Penjual Martabak di Pangkalpinang

    Siapa sih yang tidak menyukai martabak Bangka? rasanya lezaaat.. banget. bagi saya martabak yang paling enak di Pangkalpinang yaitu yang letak warungnya di Jl.Jend Sudirman di depan toserba Puncak ( puncak kecil), nah di sana banyak pilihan karena

    jenisnya bervariasi, dari yang isi keju sampai ke martabak telur. Kalau saya lebih menyukai yang isi keju karena rasanya berimbang antara rasa manis dan gurih keju serta teksturnya, pokoknya ... enaaaaaak banget.

    BalasHapus
  4. Martabak HAR

    Yang Bangka buat oleh-oleh, yang India (orang palembang menyebutnya Martabak HAR) buat disikat, yang Bangka ada di jual di depan HAR, ini makanan khas sekirat Jalan Jend. Sudirman dekat Masjid Agung

    BalasHapus
  5. Ada yg pernah nyobain Martabak Bangka??? Kalo secara fisik mirip dgn kue terang bulan atau martabak manis kalo di jogja. Cuman bedanya kalo martabak bangka lebih tebel, trus misalkan kita milih yg rasa duren maka ditengah2nya beneran dikasih lapisan durian (ini bener2 buah durian lho.. bukan selai durian..) yg tebel… ohhhh… Saya nulis ini aja sambil ngiler…Kalo pas kebetulan di Duri cobain aja.. kemarin saya nemu martabak bangka ini di jalan jend Sudirman, di sekitar Pasar mandau.

    Bagi penganut… ehh penggemar maksudnya, mie goreng, nasi goreng ga ada salahnya juga nyobain di warungnya Mas Dul, lokasinya di jln Jend Sudirman dekat pokok jengkol. Tempatnya sih ga terlalu nyaman, kecil dan terkesan jorok. Tapi pembelinya banyak, saya malah ngantri selama kur/leb 1jam untuk mendapatkan bbrp bungkus Nasi goreng dan Mie goreng. Tapi setelah menikmati rasanya, saya rasa pengorbanan saya mengantri lama terbayar sudah.

    udahan dulu ya.. saya mau hunting makanan lagi… :P

    BalasHapus
  6. Martabak Bangka di New York.... hahahaha nggak percaya lihat aja sendiri

    BalasHapus
  7. Sedapnya Martabak Gerobak
    June 3, 2007 · Leave a Comment

    Kota besar menjelang sore. Jajanan kaki lima bermunculan bak kunang-kunang, seiring condongnya matahari. Paling banyak, tentu saja, gerobak gorengan dan martabak. Sembari pulang dari kantor, sehabis bertarung di kepadatan jalan, ada kalanya orang mampir ke penjaja jajanan ini.

    Jangan salah, martabak ini ada dua macam. Martabak manis dan martabak telur. Di antara dua jenis itu, ada beragam varian adonan. Tengok saja, di gerobak sang penjaja pastilah tertera keterangannya. Ada martabak kubang, martabak bangka, atau sekadar menamainya martabak telur dan manis, tanpa nama.

    Mereka yang tidak pantang gula atau penganut vegetarian pastilah pernah mengudap jajanan ringan yang lazimnya ada di senja hari ini. Barangkali, malah ada di antara pembaca yang merupakan penggemar berat martabak dan pernah mencoba banyak adonan penjaja kue goreng tersebut. Nah, agar Anda bertambah mantap melakukan perburuan martabak, ikutilah liputan KONTAN berikut.

    Martabak kubang tanpa telur bebek

    Martabak kubang merupakan varian dari martabak mesir. Tapi, sebutan kubang bukanlah diambil dari nama sebuah tempat di kota piramida itu. Kubang adalah nama sebuah desa di Payakumbuh, Sumatera Barat. Nah, martabak kubang adalah perwujudan rasa Timur Tengah, dipadu dengan ramuan bumbu Padang yang khas. Pusat Martabak Kubang ada di Padang, namun penjaja penganan ini bisa dijumpai di sudut-sudut Jakarta.

    Penemu ramuan martabak campur ini adalah Yusri Darwis, seorang penduduk Kubang. Sesuai dengan penuturan Irna Ilyas, istri Yusri, martabak kubang mulai dijual tahun 1971. Mulanya, sang suami mencicip martabak mesir yang banyak dijajakan di Medan. “Terus Bapak bikin ramuan sendiri, rasanya dipas-pasin,” tutur Irna. Awal berjualan, ia keluar modal Rp 10.000 untuk 3 kg daging.

    Martabak kubang yang lahir dari tangan Yusri, sudah tentu, berbeda dengan martabak medan kala itu. Tak heran jika jualannya sempat seret. Daging sebanyak 3 kg itu, kata dia, baru habis setelah dua hari.

    Bahan dasar martabak kubang sebenarnya sama dengan martabak telur lain. Tepung dan telur, itu pasti, plus daging cincang yang dibumbui. Bumbu daging cincang inilah yang agak berbeda, karena kaya dengan rempah-rempah layaknya masakan Padang. Ada kapulaga, kayu manis, isi buah pala, jahe, cengkeh, dan lada. “Rasa khas Padang, ya, di rasa daging kubang ini,” kata Irna yang mengaku mengirim pasokan bumbu standar ke cabang-cabangnya di Jakarta setiap sepuluh hari.

    Selain rasa daging dalam martabak nan tajam, ada pelengkap lain yang membedakan martabak kubang dengan kawan sejenisnya. Yakni, kuah khas kubang. Kuah ini merupakan campuran kecap asin, kecap manis, cuka, bawang bombai, tomat, dan irisan cabai hijau. Martabak kubang tidak menggunakan telur bebek sebagai campuran. Seluruh adonannya menggunakan telur ayam ras. Pasalnya, telur bebek tidak selalu gampang ditemui di pasar. Lagi pula, “Kalau pakai telur bebek, agak amis, ya?” ujar Irna memberi alasan.

    Martabak kreasi Yusri dari Kubang ini, ternyata, laris manis. Hingga saat ini mereka memiliki lima cabang Martabak Kubang. Dua di Padang, tiga di Jakarta. Martabak Yusri bisa ditemui di Jalan Sahardjo, Kalimalang, dan Jalan Biak Roxy. Di luar ketiga cabang ibu kota itu, memang, ada beberapa kedai martabak dengan merek Kubang. “Pemiliknya pastilah mantan karyawan kami,” tutur Maryono, tangan kanan Yusri yang mengelola martabak kubang pusat.

    Lewat lima kedai itu, mereka berhasil menjual 1.000 martabak sehari. Harganya berkisar antara Rp 7.000 hingga Rp 12.000 sebuah. Untuk meramu ribuan martabak tersebut, Maryono dan 100 orang karyawan Kubang memerlukan 15.000 butir telur dan sekitar 1.500 kg terigu tiap minggu.

    BalasHapus
  8. Sajian martabak yang paling dicari di kedai Martabak Bandung I adalah martabak spesial keju komplet. Ini varian martabak manis. Adonan kulitnya dibikin dari terigu, gula, telur, dan vanili, dengan isi parutan keju. Harganya Rp 25.000 per loyang. Wasirin mengaku mampu menjual 60 porsi martabak spesial keju setiap hari. “Martabak jenis lain paling cuma laku 25 porsi,” katanya.

    Tak jauh dari Martabak Bandung I, ada Martabak Spotlite yang kabarnya juga banyak dikunjungi pembeli. Menu andalan kedai yang baru berumur lima tahun ini, menurut Aji Sutoro, salah satu penjualnya, adalah martabak yang bentuknya mirip pizza. Campuran martabak asin atau telur ini tidak melulu daging, namun juga ayam, jamur, dan kornet. Terbilang ada 15 menu martabak yang mereka sajikan. Dalam sehari, menurut pengakuan Aji, mereka bisa menjual 40 porsi martabak asin.

    Beragam Martabak Sumatra

    Merunut sejarah, muasal martabak adalah dari Mesir dan menyebar ke India. Di negara ini nama martabaknya menjadi martabak keling. Persis seperti julukan kepada orang India keturunan Arab atau Pakistan. Lewat budaya negara Mahatma Gandhi inilah, martabak lantas melanglang ke Indonesia.

    Mulanya, martabak cuma dikenal di Medan, sehingga muncul nama martabak medan yang masih beraroma asli martabak mesir. Ada rasa khas rempah-rempah padang pasir yang menyelip di sela-sela campuran sayur dan daging dibungkus kulit terigu ini. Dari sinilah, berbagai varian martabak telur bermunculan. Martabak bangka sejatinya adalah martabak manis yang kulitnya tebal dipanggang, bukan digoreng.

    Di sepanjang Pulau Sumatra saja, kita bisa menemukan berbagai variasi martabak. Ada martabak medan, martabak bangka, martabak kubang, dan martabak palembang. Martabak palembang nyaris tidak berbeda dengan martabak kubang. Terbuat dari adonan terigu dan dua telur, satu telur bebek satu telur ayam. Martabak ini juga diguyur kuah santan yang berisi irisan kentang dan daging, serta rajangan cabai hijau bagi yang suka pedas. Hm..! Martabak palembang legendaris adalah martabak HAR, merupakan singkatan dari Haji Abdul Rozak, asal Madras, pelopor kemartabakan Palembang. Dus, semua penjaja martabak di sana memakai sebutan HAR untuk menamai kedainya. Martabak HAR yang asli ada di Jalan T.P. Rustam Effendi.

    BalasHapus
  9. Martabak Favorite kaya telur bebek

    Jika sulit mencari martabak khas Padang di Jakarta Timur, barangkali martabak telur Favorit bisa menjadi pilihan. Gerobak martabak milik Budi Cahyo Utomo, yang nangkring di depan Apotek Rini Rawamangun ini, selalu menjadi sasaran penyerbuan penikmat martabak. Sebelum si penjaja membuka dagangannya, konon, pembeli sudah mengantre dengan sabar.

    Berbeda dengan Martabak Kubang yang antitelur bebek, martabak ramuan Budi ini malah mengumbar si bundar berwarna kehijauan ini. Bahan dasarnya sama: daun bawang, daging sapi cincang, dan bawang bombai. “Semuanya dicampur telur bebek,” ujar Supriyono, salah satu karyawan Martabak Favorite. Jumlah telur berbeda-beda menurut jenis martabaknya. Martabak spesial memakai dua telur bebek, sedang yang istimewa dicampur tiga telur bebek. Bumbu martabak telur Rawamangun ini, menurut Supriyono, sama saja dengan rekan sejenisnya. Yakni lada, penyedap rasa, garam, dan minyak samin.

    Saat hari biasa, menurut pengakuan Supriyono, kedai ini selalu menjual 70 martabak telur. Puncak pembelian biasanya terjadi pada Sabtu malam, mencapai 90 buah martabak telur. Untuk membuat martabak sebanyak itu, mereka menghabiskan 200 butir telur, 6 kg daun bawang, 4 kg daging sapi, dan 8 kg bawang bombai. Harga Martabak Favorite berkisar antara Rp 12.000 hingga Rp 14.000 per buah.

    Jajan Martabak Fatmawati

    Saat senja jatuh adalah saat para pedagang martabak di perempatan Supermarket D’best Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan, mulai menggelar dagangan. Jajanan martabak di situ terbilang komplet. Ada martabak telur, tersedia pula martabak manis. Konon, kedai martabak pertama di sana adalah Martabak Bandung I Fatmawati yang berdiri tahun 1980. Tak dinyana, kios milik Suryadi Gunawan ini laris diserbu pembeli. Buntutnya, “Sejak warung ini buka, orang mulai ramai jualan martabak di sini,” ungkap Wasirin, karyawan di Martabak Bandung I.

    BalasHapus