Bertarungnya Menu Surabaya dan Betawi oleh Satu Dalang
Bekasi, kelanakuliner.comMenyisiri jalan baru Bintara, yang kini menjadi pilihan utama buat mereka yang harus melewati jalan I Gusti Ngurah Rai menuju pusat kota Bekasi, maka kita akan menemui hanya beberapa rumah makan besar dan warung kecil yang ada di sebelah kanan-kiri jalan. Buat mereka yang hendak berangkat kerja dari Kota Bekasi (tepatnya dari arah Stasiun Kranji Bekasi), mungkin memerlukan jajanan buat sarapan pagi sebelum berangkat kerja. Sepertinya, hanya jalan tembusan I Gustri Ngurah Rai inilah tempat mereka bisa mencari sarapan pagi. Bila Anda termasuk yang menggemari masakan soto atau sop, maka Warung Soto Suroboyo bisa dijadikan alternatif buat sarapan pagi Anda. Warung Soto Suroboyo yang buka mulai dari jam 09.00 s/d 17.00 ini akan menyajikan makanan khas soto sulung asli Jawa Timuran dengan segala keunikannya.
Soto Ayam Suroboyo milik ibu Yati ini, sebenarnya bermula dari sang suami yang ketika masih bekerja di Garuda dan menjelang pensiunannya, mendapatkan seminar kewirausahaan dari tokoh kuliner, Dr. Wahyu Saidi. Dari sanalah ia membeli merk waralaba terkenal milik sang Doktor Bakmi itu, dengan merk Soto Sulung H. Wasdi. Kemudian usaha tersebut dijalankan oleh istrinya, yang juga mantan karyawan di Kopkar Garuda Indonesia. Sang Istri, ibu Yati, wanita asli betawi kelahiran 10 Agustus 1968 ini kebetulan sekali hobi memasak. Maka pengelolaan Soto Sulungnya ditangani oleh sang istri.
Namun sayang setelah jalan beberapa tahun, penyediaan bahan baku bumbu terhambat karena alasan pindahnya lokasi. Mau tak mau ibu Yati, ibu dari 5 orang anak ini, mencoba menemukan sendiri resep rahasia bumbu Soto Sulung dan Soto Suroboyo. Dan dari beberapa kenalan serta internet, ia mendapatkan rahasia bumbu kaldu soto Suroboyonya yang menggunakan daging bandeng presto yang dihancurkan ke dalam kuah soto khas Jawa Timurnya ini.
Setelah yakin dengan bumbu-bumbu yang berhasil dia temukan rahasianya, seperti bumbu koya yang dia racik dari kerupuk udang ditumbuk halus ditambah beberpa empah rahasia tertentu, dan daging ayamnya yang dibelinya dalam dua jenis bentuk, seperti daging ayam yang berwarna coklat dan yang berwarna putih. (Semula saya pikir itu adalah potongan daging sapi, karena teksturnya mirip dengan daging sapi, tapi rasanya memang susah dibedakan dengan daging ayam).
GORENGAN KHAS BETAWI
Untuk meningkatkan pelayanan, Ibu Yati mencoba menawarkan produk unggulan lainnya, berupa Goreng Kambing Betawi. Goreng Kambing khas ala Betawi ini kini sangat sulit dijumpai di Jakarta, tapi dia mengakui bahwa sajian ini ternyata sangat diminati oleh beberapa pelanggannya. Terutama pada saat lebaran idul qurban lalu. Dengan mencampur bumbu kecap, bawang putih dan bawang merah beserta jahe dan lada dan supaya mempunyai rasa pedas yang kuat, ditambah potongan cabe rawit merah dan sedikit ditambah jinten hitam sehingga menambah pedas dan getir khasnya makanan Timur Tengah. Kemudian bumbu yang dicampur itu akan dituangkan ke atas rebusan daging kambing muda, yang kemudian akan ditumis secara bersamaan. Jadilah sajian khas ala Betawi, Gorengan Kambing Betawi asli. Sajian ini kan lebih nikmat bila disajikan dengan potongan lontong atau ketupat. Sebagai essertnya, biasanyaGorengan Kambing betawi ini dihiasi dengn acar nanas dan mentimun yang segar. Wah, pas banget dan membuat rasanya semakin mantap.
Anda tertarik mencoba Gorengan Kambing Betawi dan Soto Suroboyo di satu tempat? Silakan kunjungi Warung Soto Suroboyo Bu Yati dan Goreng Kambing Betawi di Terusan Jalan I Gusti Ngurah Rai, tak jauh (200 meter) dari Stasiun KA Cakung menuju Kranji, atau hubungi telepon untuk reservasi di nomor (021) 969.74925 dengan Ibu Yati.
Sidik Rizal - dobeldobel.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar