Menu Betawi Nan Nyaris Punah, Harga Jadul Punya
Gabus Pucung, Sayur Besan, Ketupat Babanci, Semur Jengkol di Restoran Bergaya Penggede
Bekasi, kelanakuliner.com
Telepon saya berdering saat sedang mewawancarai narasumber kelanakulner.com, dan ternyata itu datangnya dari HP pak Lilik Juworo sang pemilik serta pengelola Warung Besan (kini berubah jadi waroeng rest-OE) yang meminta saya untuk datang dan menikmati menu unggulannya yang sudah akan diluncurkan keesokan harinya, yakni Gabus Pucung.
Tak lebih dari satu jam, saya pun meluncur ke Warung Besan untuk segera melihat, merasakan dan bukan sekadar mencicipi menu unggulan warung khas Betawi jadul itu. Ternyata saya tidak sendiri ada mas Didit di sana, si wartawan BeritaJakarta.com yang juga diundang oleh pak Lilik. "Sebenarnya saya juga mengundang pak Bondan Winarno untuk datang dan menikmati Gabus Pucung ini, tapi sepertinya dia lagi sibuk.
Katanya dia hanya mau datang kalau Sayur Babanci (saya pikir Ketupat Sayur Babanci) yang asli masakan orang Betawi asli sudah siap disajikan di sini." jelasnya sambil menegaskan bahwa pak Bondan hanya mau datang kalau Sayur Babancinya benar-benar asli, bukan Babanci-babancian (hehehe saya pikir sayur kebanci-bancian dong kalau nggak asli).
Wuiihhh., ketika saya merasakan sayurnya yang "audzubillah" gurih tapi tanpa menggunakan mecin (vetsin) itu, memang luar biasa lezat. Hmmm top markotop lah kalau meminjam istilahnya pak Bondan, saya sih bilang mantabs 2 rakaat! (haha paan lagi tuh?)
Kayaknya para pecinta masakan betawi gak bakalan nyesel bila menikmati makanan itu di rumah makan yang selalu ramai dengan pengunjung berkendaraan motor ini dari hari ke hari. "Ini memang sudah saya rencanakan, saya mau rumah makan ini bisa melayani mereka yang tidak berkantong tebal dan kenyang serta puas keenakan," papar si pengusaha yang sangat peduli dengan rakyat lemah ini. Hal ini pun dibuktikan dengan banyak dari proyek-proyeknya yang sangat berpihak kepada orang miskin seperti pabrik jamu untuk penyakit-penyakit berbahaya yang hanya bisa diobati dengan obat-obatan mahal.
Dia sendiri pernah merasakan kesulitan saat anaknya sakit dan dirawat di RS Pondok Indah, untungnya anaknya berhasil disembuhkan, tapi dia begitu terkejut dengan obat-obatan yang harus dibelinya sungguh fantastis harganya dan bagaimana mungkin orang miskin bisa selamat dan disembuhkan dengan harga obat yang tinggi seperti yang dialaminya.
Kepeduliannya kepada orang lain dan tidak perduli dengan keuntungan banyak inilah yang membuatnya berprinsip harus bisa menghadirkan masakan khas Betawi seperti pada masanya dulu, "Masakan Betawi pada dasarnya adalah masakan kepepet orang Betawi yang bisa makan dari apa yang ada, namun tetap nikmat. Kondisi bangsa kita pada masa penjajahan Belanda dulu tidaklah mewah, tapi orang Betawi dan Sunda bisa mempunyai menu masakan yang luar biasa nikmat, dan pantas disajikan hingga kini," imbuhnya kepada kelanakuliner.com
Saat melihat Warung Besan di Jalan Raya Kalimalang No 37 Sebelah Capem BCA dan BTN, Pondok Kelapa, Jakarta Timur yang masih dihiasi karangan bunga sehari setelah soft launching, saya pun langsung tertarik untuk mengunjunginya. Tak perlu repot saya pun langsung bertemu dengan sang pengelola Lilik Juworo, lelaki paruh baya asli kelahiran Betawi yang sejatinya adalah seorang pengusaha kerajinan Cetak Kaca Hias terkemuka di Bogor.
Mas Tyo, penanggung jawab waroeng besan yang kini jadi waroeng rest-OE |
Katanya dia hanya mau datang kalau Sayur Babanci (saya pikir Ketupat Sayur Babanci) yang asli masakan orang Betawi asli sudah siap disajikan di sini." jelasnya sambil menegaskan bahwa pak Bondan hanya mau datang kalau Sayur Babancinya benar-benar asli, bukan Babanci-babancian (hehehe saya pikir sayur kebanci-bancian dong kalau nggak asli).
kini telah berubah pemilik, jadi waroeng rest-OE |
Kayaknya para pecinta masakan betawi gak bakalan nyesel bila menikmati makanan itu di rumah makan yang selalu ramai dengan pengunjung berkendaraan motor ini dari hari ke hari. "Ini memang sudah saya rencanakan, saya mau rumah makan ini bisa melayani mereka yang tidak berkantong tebal dan kenyang serta puas keenakan," papar si pengusaha yang sangat peduli dengan rakyat lemah ini. Hal ini pun dibuktikan dengan banyak dari proyek-proyeknya yang sangat berpihak kepada orang miskin seperti pabrik jamu untuk penyakit-penyakit berbahaya yang hanya bisa diobati dengan obat-obatan mahal.
Akankah berubah jadi lebih baik dengan pemilik baru? |
Kepeduliannya kepada orang lain dan tidak perduli dengan keuntungan banyak inilah yang membuatnya berprinsip harus bisa menghadirkan masakan khas Betawi seperti pada masanya dulu, "Masakan Betawi pada dasarnya adalah masakan kepepet orang Betawi yang bisa makan dari apa yang ada, namun tetap nikmat. Kondisi bangsa kita pada masa penjajahan Belanda dulu tidaklah mewah, tapi orang Betawi dan Sunda bisa mempunyai menu masakan yang luar biasa nikmat, dan pantas disajikan hingga kini," imbuhnya kepada kelanakuliner.com
Saat melihat Warung Besan di Jalan Raya Kalimalang No 37 Sebelah Capem BCA dan BTN, Pondok Kelapa, Jakarta Timur yang masih dihiasi karangan bunga sehari setelah soft launching, saya pun langsung tertarik untuk mengunjunginya. Tak perlu repot saya pun langsung bertemu dengan sang pengelola Lilik Juworo, lelaki paruh baya asli kelahiran Betawi yang sejatinya adalah seorang pengusaha kerajinan Cetak Kaca Hias terkemuka di Bogor.
Kecintaannya kepada menu asli Betawi dan nostalgianya pada masa Betawi dimana ia masih mengalami masa-masa sulit dengan makanan khas Betawi yang serba apa adanya inilah yang menyebabkan ia ingin membuat sebuah rumah makan khas Betawi. Anehnya lagi Lilik Juworo tidak memikirkan keuntungan, hal ini bisa dilihat dari harga yang dibandrol benar-benar harga terjangkau bagi para pengendara motor, demikian ujarnya kepada kelana kuliner.com Jum'at 01/01/2010 lalu.
Untuk meyakinkan diri saya, Lilik menawarkan menu sajian khas Betawi yang nyaris sulit untuk dijumpai lagi, yakni Sayur Besan. (Padahal saya mengharapkan Ketupat bersayur Babanci, yang memang nyaris punah itu). Tapi tak apalah, menikmati paket Sayur Besan komplit dengan nasi ini saja sudah bikin saya kleweh-kleweh nikmat dan ditambah dengan Es Campur Besan. Pokoknya mantep berat Bro and Sis!
Lilik Juworo, kini telah menjual restonya |
baca saja tagline yang ada di brosurnya:
Masakan Betawi Jadul dan Masakan Sunda..!!
GABUS PUCUNG, SAYUR BESAN,Semur Jengkol, Sambel Gandaria, Gurame Cobek
Sambel dan Lalap gratis!
Tulisan terkait sumber Berita Jakarta
Warung Besan Kolaborasi Kuliner Betawi-Sunda
Menu tradisional lengkap |
didit/beritajakarta.com
Masakan khas Betawi dan Sunda sudah lama memiliki penggemarnya sendiri. Kekayaan cita rasa dan keragaman jenis makanan menjadi keunggulan tersendiri buat kuliner asal kedua daerah tersebut. Namun, tak banyak rumah makan yang menggabungkan kekhasan makanan kedua daerah itu, kecuali di Warung Besan.
Menu lengkap, pelayanan bagaimana? |
Berbagai menu masakan tradisional dengan racikan bumbu turun-temurun menjadi sajian andalan di rumah makan bergaya sederhana itu. Sebut saja, sayur besan khas Betawi, soto Bandung, gepuk, dan cumi sotong menjadi sajian nikmat dan tak terlupakan jika berkunjung ke tempat itu. Terlebih, semua menu yang disajikan merupakan hasil racikan juru masak yang telah lama malang melintang di dunia kuliner tradisional.
Epen Pendi (42), juru masak Warung Besan mengatakan, menu masakan yang ada di Warung Besan merupakan makanan khas daerah Betawi dan Sunda. "Masakan Sunda dan Betawi lebih khas pada rasa yang manis atau pedas. Kita lebih menajamkan rasa pada setiap masakan. Ini yang tidak ditemui di warung makan khas daerah tertentu di Jakarta," ujar Epen dengan nada bangga.
Epen membuka sedikit rahasianya dalam mengolah gurame cobek menjadi makanan yang spesial. Di tangannya, gurame diolah dengan campuran bumbu seperti, kencur dan jahe sehingga membuat rasa gurame menjadi lebih segar. Untuk memasukkan unsur pedas layaknya masakan Sunda lain, Epen menambahkan bumbu yang telah diracik dengan sedikit cabe merah.
Sayur Babanci yang nyaris punah |
Selain gurame cobek, lanjut Epen, masakan Betawi kuno yang sekarang sudah mulai hilang semacam pucung gabus dan sayur babanci juga menjadi andalan rumah makan itu dalam memanjakan lidah pengunjung. Puas menikmati sajian makanan, pengunjung pun bisa menikmati enaknya jus jali-jali. Semua jenis masakan itu bisa dinikmati pengunjung hanya dengan merogoh kocek antara Rp 25 ribu hingga Rp 50 ribu. Sebuah harga yang murah, untuk kenikmatan lidah yang tiada tara.
"Buah Jali-jali dulu banyak dijumpai di Indonesia, namun saat ini sudah tidak ada lagi. Jus Jali-jali buahnya kita datangkan langsung dari Belanda. Semua demi pelestarian makanan atau minuman khas daerah Betawi dan Sunda," kata Lili Juworo, pemilik rumah makan Warung Besan tersebut.
WARUNG BESAN
Jl. Kali Malang Raya No. 37 Kav 3C-D
(sebelah Capem BCA BTN dan Burger Grill)
Pondok Kelapa
Jakarta Timur
Kalimalang
Kontak Kerjasama (021) 9346.1965
Tel. (62 21) 8543 9388
editor: sidik rizal
Membaca artikel ini, saya & keluarga ana. Kunjungan pertama tidak seperti yang dibayangkan, enggan rasanya untuk kembali kesana.
BalasHapus