Nikmat Bebek Gorengnya Bagai Kesamber Petir
Kalimalang Pangkalan Jati - kelanakuliner.co.cc
Perempatan Pangkalan Jati Kalimalang, tepatnya di depan Resto McDonald's ada sebuah warung kaki lima yang lumayan penuh setiap malamnya oleh serbuan pelanggan yang biasanya dari komunitas tertentu itu. Mulai dari komunitas motor yang biasanya menggunakan jalur Kalimalang sebagai lintasannya, hingga mereka yang pulang kerja melalui jalur angkutan umum angkot dari dan ke arah Kampung Melayu / Cawang - Kranji Bekasi. Warung Kaki Lima itu bernama Ebes-06, Bebek Goreng Suroboyo. Unik kan namanya?
Apa istimewanya Warung Kaki Lima Bebek Goreng Suroboyo yang berkapasitas 20-an orang ini? Adalah Bebek Gorengnya mempunyai sambel khas yang luar biasa pedas, yakni Sambel Petir dan sambel dengan rasa asam manis, Sambel Pencit. Bila Sambel Petir terbuat dari cabe rawit murni dengan bawang putih dan bawang merah serta sedikit garam, maka Sambel Pencit terbuat dari potongan mangga yang berwarna kekuningan dan tak terlalu pedas namun mampu menghilangkan bau amis bebek gorengnya dan memberi nuansa segar yang luar biasa pas lezatnya bila dinikmati dengan bebek gorengnya yang garing.
Warung kaki lima Ebes-06 Bebek Goreng Suroboyo ini hanya menawarkan dua menu saja, yakni bebek goreng dan ayam goreng baik dengan nasi putih maupun dnegan nasi uduk. Bila ayam gorengnya seharga Rp 16.000,- maka bebek goreng seharga Rp 17.000,- dengan dua jenis sambel tersaji bersamaan, yakni Sambel Petir dan Sambel Pencit. Biarpun begitu, para pengunjungnya biasanya ramai hingga tengah malam. Apakah karena bumbu sambelnya yang pedas luar biasa seolah Anda kesamber petir! (Kebiasaan arek Jawa timuran main plesetan kata, sehingga lumrah saja bila nama sambelnya pun Sambel Petir).
Biar tahu betapa pedasnya sambel geledek eh Sambel Petir ini, sang pemilik meaceritakan bahwa ada anak Medan yang sudah terbiasa dengan masakan pedas meminta masakan bebek gorengnya karena penasaran. "Tapi setelah dia mencoba beberapa suap bebek goreng saya, sambil megap-megap kepedasan dia bilang.... "Bah! Ini sih luar biasa pedas... Bener-bener seperti kesambar petir!"
"Istilah Ebes sendiri adalah bahasa gaulnya arek Suroboyo, yang berarti Ayah atau Bapak," papar H. Jumiyono yang lebih dikenal dengan panggilan pak Haji Jum ini. "Sedangkan angka 06 di belakang Ebes-06 karena saat itu saya memulai usaha ini semenjak tahun 2006," imbuh pensiunan pegawai di kantor Ekspor Impor ini.
Menurut lelaki beranak dua ini, bebek goreng khas Surabaya sudah begitu populer di kalangan penikmat kuliner Jakarta. Otomatis dirinya mengaku akan kesulitan bersaing secara langsung dengan para pengusaha restoran besar lainnya yang sudah memiliki merk bebek goreng lebih dahulu. Pengalamannya berjalan-jalan dan berkeliling menikmati beberapa jajanan bebek goreng membuatnya harus menjual sajian sego bebek goreng khas Jawa Timur yang memiliki ciri khas asli namun mudah diingat. Maka dia pun memilih nama Ebes-06.
Pak Haji Jum yang lahir di Desa Duwet, Tandes, Sidoarjo ini tanggal 1 Mei 50an tahun lalu ini termasuk lelaki yang beruntung. Saat masih dinas di kantor ekspor impor, dia bertemu dengan calon istrinya yang jauh lebih muda sekitar 11 tahun. Dari istrinya yang saat itu masih bekerja di sebuah perusahaan swasta Surabaya, timbul inspirasi untuk kelak mempunyai usaha sendiri selepas dirinya berhenti bekerja.
Satu keberuntungan dan jodoh yang akhirnya sang istri mendapat tugas pindah kerja ke Jakarta. Hanya dalam waktu kurang dari 6 bulan, perkenalan mereka digenapi dengan naik ke pelaminan. Dan rupanya jodoh dari Tuhan pulalah yang membuat pak Haji Jum semakin bersemangat untuk membuka usaha warung di sebuah supermarket terkenal. Saat itu lelaki ramah yang selalu tampil penuh canda ini membat kesepakatan dengan manajemen supermarket membuka kantin Bebek Goreng Surabaya. Maka dalam hitungan beberapa bulan saja, dirinya sukses membuka 5 cabang kantin Bebek Goreng di mini market terwaralaba itu.
Sayang untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Pergantian manajemen puncak di minimarket waralaba itu membuat dirinya tersisihkan dari jatahnya memiliki kantin dan gerai di supermarket waralaba itu. Namun tak putus asa, pak Haji Jum melanjutkan membuka usaha bebek goreng khas Suroboyonya dengan sentuhan pribadi berupa sambel khas buatan tangannya, di kaki lima. Hal ini tak lepas dari dukungan penuh sang istri yang masih bekerja di sebuah perusahaan swasta.
Kalau Anda penasaran ingin mencoba betapa pedas bebek goreng EBES-06 dan mau merasakan gimana seh enaknya bebek goreng campur mangga serasa kesamber petir?... Silakan reservasi kunjungan ke nomor 0812.9200.827 atau kunjungi warung kaki lima depan McDonald's 24 jam Pangkalan Jati, Kalimalang.
Perempatan Pangkalan Jati Kalimalang, tepatnya di depan Resto McDonald's ada sebuah warung kaki lima yang lumayan penuh setiap malamnya oleh serbuan pelanggan yang biasanya dari komunitas tertentu itu. Mulai dari komunitas motor yang biasanya menggunakan jalur Kalimalang sebagai lintasannya, hingga mereka yang pulang kerja melalui jalur angkutan umum angkot dari dan ke arah Kampung Melayu / Cawang - Kranji Bekasi. Warung Kaki Lima itu bernama Ebes-06, Bebek Goreng Suroboyo. Unik kan namanya?
Apa istimewanya Warung Kaki Lima Bebek Goreng Suroboyo yang berkapasitas 20-an orang ini? Adalah Bebek Gorengnya mempunyai sambel khas yang luar biasa pedas, yakni Sambel Petir dan sambel dengan rasa asam manis, Sambel Pencit. Bila Sambel Petir terbuat dari cabe rawit murni dengan bawang putih dan bawang merah serta sedikit garam, maka Sambel Pencit terbuat dari potongan mangga yang berwarna kekuningan dan tak terlalu pedas namun mampu menghilangkan bau amis bebek gorengnya dan memberi nuansa segar yang luar biasa pas lezatnya bila dinikmati dengan bebek gorengnya yang garing.
Warung kaki lima Ebes-06 Bebek Goreng Suroboyo ini hanya menawarkan dua menu saja, yakni bebek goreng dan ayam goreng baik dengan nasi putih maupun dnegan nasi uduk. Bila ayam gorengnya seharga Rp 16.000,- maka bebek goreng seharga Rp 17.000,- dengan dua jenis sambel tersaji bersamaan, yakni Sambel Petir dan Sambel Pencit. Biarpun begitu, para pengunjungnya biasanya ramai hingga tengah malam. Apakah karena bumbu sambelnya yang pedas luar biasa seolah Anda kesamber petir! (Kebiasaan arek Jawa timuran main plesetan kata, sehingga lumrah saja bila nama sambelnya pun Sambel Petir).
Biar tahu betapa pedasnya sambel geledek eh Sambel Petir ini, sang pemilik meaceritakan bahwa ada anak Medan yang sudah terbiasa dengan masakan pedas meminta masakan bebek gorengnya karena penasaran. "Tapi setelah dia mencoba beberapa suap bebek goreng saya, sambil megap-megap kepedasan dia bilang.... "Bah! Ini sih luar biasa pedas... Bener-bener seperti kesambar petir!"
"Istilah Ebes sendiri adalah bahasa gaulnya arek Suroboyo, yang berarti Ayah atau Bapak," papar H. Jumiyono yang lebih dikenal dengan panggilan pak Haji Jum ini. "Sedangkan angka 06 di belakang Ebes-06 karena saat itu saya memulai usaha ini semenjak tahun 2006," imbuh pensiunan pegawai di kantor Ekspor Impor ini.
Menurut lelaki beranak dua ini, bebek goreng khas Surabaya sudah begitu populer di kalangan penikmat kuliner Jakarta. Otomatis dirinya mengaku akan kesulitan bersaing secara langsung dengan para pengusaha restoran besar lainnya yang sudah memiliki merk bebek goreng lebih dahulu. Pengalamannya berjalan-jalan dan berkeliling menikmati beberapa jajanan bebek goreng membuatnya harus menjual sajian sego bebek goreng khas Jawa Timur yang memiliki ciri khas asli namun mudah diingat. Maka dia pun memilih nama Ebes-06.
Pak Haji Jum yang lahir di Desa Duwet, Tandes, Sidoarjo ini tanggal 1 Mei 50an tahun lalu ini termasuk lelaki yang beruntung. Saat masih dinas di kantor ekspor impor, dia bertemu dengan calon istrinya yang jauh lebih muda sekitar 11 tahun. Dari istrinya yang saat itu masih bekerja di sebuah perusahaan swasta Surabaya, timbul inspirasi untuk kelak mempunyai usaha sendiri selepas dirinya berhenti bekerja.
Satu keberuntungan dan jodoh yang akhirnya sang istri mendapat tugas pindah kerja ke Jakarta. Hanya dalam waktu kurang dari 6 bulan, perkenalan mereka digenapi dengan naik ke pelaminan. Dan rupanya jodoh dari Tuhan pulalah yang membuat pak Haji Jum semakin bersemangat untuk membuka usaha warung di sebuah supermarket terkenal. Saat itu lelaki ramah yang selalu tampil penuh canda ini membat kesepakatan dengan manajemen supermarket membuka kantin Bebek Goreng Surabaya. Maka dalam hitungan beberapa bulan saja, dirinya sukses membuka 5 cabang kantin Bebek Goreng di mini market terwaralaba itu.
Sayang untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Pergantian manajemen puncak di minimarket waralaba itu membuat dirinya tersisihkan dari jatahnya memiliki kantin dan gerai di supermarket waralaba itu. Namun tak putus asa, pak Haji Jum melanjutkan membuka usaha bebek goreng khas Suroboyonya dengan sentuhan pribadi berupa sambel khas buatan tangannya, di kaki lima. Hal ini tak lepas dari dukungan penuh sang istri yang masih bekerja di sebuah perusahaan swasta.
Kalau Anda penasaran ingin mencoba betapa pedas bebek goreng EBES-06 dan mau merasakan gimana seh enaknya bebek goreng campur mangga serasa kesamber petir?... Silakan reservasi kunjungan ke nomor 0812.9200.827 atau kunjungi warung kaki lima depan McDonald's 24 jam Pangkalan Jati, Kalimalang.
Sidik Rizal dobeldobel.co.cc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar